Liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi: Teknologi Sederhana dan Hidup Mandiri

Kalau kamu lagi pengen liburan yang benar-benar bikin lepas dari hiruk-pikuk kota, no sinyal, no drama medsos, tapi justru dapet insight tentang hidup yang lebih ‘beres’, coba deh liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi. Ini bukan tempat wisata biasa, tapi tempat yang bakal ngajarin kamu cara hidup yang beda—lebih selaras, lebih mindful, dan pastinya bikin mikir ulang tentang gaya hidup kita selama ini.

Liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi itu kayak me-reset cara kita melihat kemajuan. Di sini, kamu nggak bakal nemu wifi, mall, atau jalanan yang dilintasi ojek online. Tapi yang kamu dapet: udara bersih, sungai bening, sawah yang hijau segar, dan masyarakat adat yang hidup dengan teknologi ciptaan sendiri—bukan hasil impor atau hasil industri raksasa, tapi hasil kreativitas dan pengetahuan lokal yang udah diwarisin turun-temurun.


Mengenal Ciptagelar: Desa Adat di Tengah Pegunungan Halimun

Sebelum kamu datang dan eksplor langsung, kamu wajib tahu bahwa liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi bukan sekadar plesiran, tapi lebih kayak studi kehidupan. Kampung ini ada di Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Terletak di kaki Gunung Halimun, desa ini jadi pusat budaya Sunda wiwitan—sebuah tradisi dan kepercayaan lokal yang udah ada bahkan sebelum agama-agama besar masuk Nusantara.

Ciptagelar itu semacam “desa mandiri” yang punya sistem hidup sendiri. Mereka nggak terlalu tergantung sama dunia luar. Dari listrik, TV, bahkan radio—semuanya dibikin sendiri oleh masyarakat. Dan ya, mereka punya stasiun televisi sendiri lho! Namanya CIGA TV, yang isinya tentang pertanian, adat, dan kegiatan harian warga.

Hal menarik dari Ciptagelar yang wajib kamu tahu:

  • Punya stasiun TV komunitas buatan warga
  • Gunakan tenaga mikrohidro dari sungai buat listrik
  • Semua rumah nggak boleh punya atap seng atau dinding tembok
  • Nggak boleh tanam padi pakai pupuk kimia atau mesin traktor
  • Tetap berpegang pada tradisi sambil menerima tamu dari luar

Suasananya tenang banget, tapi bukan berarti terisolasi. Justru warga Ciptagelar sangat terbuka buat diskusi, sharing budaya, bahkan ngobrol soal teknologi dari perspektif yang lebih membumi. Dan inilah yang bikin liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi beda banget dari destinasi lain.


Teknologi Lokal: Kreatif Tanpa Harus Modern

Yang bikin kamu akan ternganga saat liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi adalah teknologi mereka. Yup, mereka gak anti kemajuan. Mereka justru bikin sendiri teknologi yang sesuai dengan alam dan adat. Ini bukan soal back to nature ala influencer kota, tapi memang gaya hidup yang dibentuk oleh kebutuhan nyata dan kearifan lokal.

Listrik di kampung ini nggak dari PLN. Mereka pakai sistem mikrohidro, yang bikin air sungai bisa diubah jadi energi listrik. Sistem ini dibangun secara gotong royong dan dikelola bareng. Lalu ada TV komunitas, radio komunitas, bahkan dokumentasi digital mereka sendiri buat arsip upacara adat.

Teknologi mandiri di Ciptagelar yang bikin kagum:

  • Pembangkit mikrohidro yang nyalain satu kampung
  • TV komunitas (CIGA TV) yang disiarkan lokal
  • Pemutar audio solar power buat info harian
  • Peralatan pertanian tradisional tanpa mesin berat
  • Kamera dokumentasi komunitas untuk sejarah budaya

Ini bukti bahwa teknologi bisa dibuat sesuai kebutuhan dan nilai lokal, bukan sekadar ngejar tren. Warga Ciptagelar nggak menolak modernitas, mereka cuma ngasih batas: mana yang bisa bikin hidup lebih baik, dan mana yang bisa merusak keseimbangan. Buat kamu yang udah jenuh sama gaya hidup digital, liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi bakal jadi eye-opener.


Hidup Tanpa Internet: Damai, Fokus, dan Penuh Makna

Satu hal yang pasti kamu rasain saat liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi adalah “kehilangan sinyal”. Tapi tenang, ini bukan bencana. Justru ini momen buat kamu bener-bener hadir di tempat, di waktu, dan sama orang-orang sekitar. Nggak ada distraksi notifikasi, nggak ada overthinking lihat story mantan, yang ada cuma kamu dan dunia nyata.

Di sini, kamu bisa ikut kegiatan warga: dari ke sawah, ngikutin ritual adat, masak bareng ibu-ibu, atau sekadar duduk di bale-bale bambu sambil ngeliatin anak-anak main. Semua terasa hidup, tapi tanpa hiruk-pikuk. Dan lucunya, walaupun nggak ada TikTok, kamu tetep bisa ngerasa “connect”—karena interaksi langsung jauh lebih hangat dan real.

Kegiatan yang bisa kamu lakukan tanpa gadget:

  • Ikut tanam atau panen padi secara manual
  • Ngobrol santai dengan tokoh adat atau sesepuh
  • Ikut upacara adat seperti Seren Taun
  • Bantu masak atau bikin kerajinan bambu
  • Menikmati bintang malam tanpa polusi cahaya

Dan setelah beberapa hari tanpa internet, kamu bakal sadar bahwa hidup itu nggak harus selalu on. Kadang, justru diam dan hadir adalah cara terbaik buat ngerasain hidup. Ini pengalaman yang bakal bikin kamu mikir ulang soal keseharianmu, dan itu nilai penting dari liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi.


Tradisi Adat yang Masih Dipegang Kuat

Ciptagelar bukan cuma desa yang adem dan mandiri, tapi juga pusat pelestarian budaya Sunda yang masih sangat otentik. Saat kamu liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi, kamu bakal lihat sendiri bagaimana warga menjaga adat seperti menjaga identitas mereka. Dan ini bukan sekadar seremonial, tapi hidup dalam praktik harian.

Setiap tahun, mereka menggelar upacara Seren Taun—sebuah syukuran panen yang juga jadi ajang budaya besar. Tapi di luar itu, kamu juga akan lihat upacara-upacara kecil: dari penyambutan tamu, selamatan rumah, sampai ritual khusus untuk alam. Musik kecapi suling mengalun dari bale adat, dan kamu bisa ikut duduk mendengarkan kisah leluhur dari mulut para tetua.

Tradisi yang masih dijalankan warga Ciptagelar:

  • Seren Taun sebagai puncak perayaan panen dan rasa syukur
  • Sistem pertanian tanpa kimia dan mesin
  • Musyawarah adat sebagai keputusan tertinggi kampung
  • Larangan jual beli tanah dan air demi keberlanjutan
  • Ritual jaga hutan dengan kepercayaan spiritual

Kehidupan adat ini bukan cuma untuk warga tua. Anak-anak muda juga ikut aktif. Mereka belajar bikin film dokumenter, arsip digital, bahkan jadi pemandu wisata yang memperkenalkan adat mereka ke pengunjung luar. Jadi kalau kamu ikut liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi, kamu bakal lihat budaya yang hidup, bukan cuma dipajang.


Tips Berkunjung dengan Etika dan Rasa Hormat

Supaya liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi kamu berjalan lancar dan penuh makna, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Karena ini bukan tempat wisata komersial, penting banget buat dateng dengan hati terbuka, penuh hormat, dan siap belajar. Ingat, kamu sedang masuk ke ruang hidup komunitas yang menjaga nilai-nilai luhur.

Tips liburan ke Ciptagelar:

  • Hubungi dulu kontak warga/pemandu lokal untuk izin kunjungan
  • Bawa perlengkapan pribadi karena toko sangat terbatas
  • Pakaian sopan, terutama saat ikut acara adat
  • Jangan asal foto/video tanpa izin
  • Jaga kebersihan dan jangan buang sampah sembarangan
  • Dengarkan lebih banyak, bicara seperlunya

Kalau kamu bisa datang dengan sikap respek, warga akan menyambutmu dengan sangat hangat. Mereka senang berbagi cerita, asal kamu juga datang untuk belajar. Karena buat mereka, liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi bukan cuma soal kunjungan, tapi soal saling mengenal dan membangun pemahaman lintas dunia.


Penutup: Pulang dengan Pikiran Terbuka dan Hati yang Penuh

Akhirnya, liburan ke Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi bukan tentang tempat, tapi tentang perspektif. Ini bukan destinasi yang kamu datangi buat checklist foto atau kulineran, tapi tempat di mana kamu bisa duduk, diam, dan melihat kehidupan dari sudut yang lebih jernih. Kamu akan belajar bahwa maju itu bukan soal cepat, tapi soal tepat. Dan bahwa mandiri itu bukan berarti anti modern, tapi bijak memilih teknologi mana yang selaras dengan nilai hidupmu.

Pengalaman ini akan nempel lama di pikiran dan hati. Karena yang kamu bawa pulang bukan cuma oleh-oleh, tapi juga semacam kesadaran baru bahwa hidup bisa lebih sederhana, lebih tenang, dan tetap bermakna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *